Menjelang bulan suci Ramadan, perusahaan seperti logistik pihak-ketiga maupun e-commerce, akan mulai menghadapi tantangan mengelola excess inventory. Hal ini dikarenakan adanya perubahan tingkah laku pelanggan di periode tersebut.
Adanya perubahan tingkah laku pelanggan, akan membuat manajemen pengelolaan menjadi lebih kompleks. Salah satunya berupa pengumpulan stok akibat berbagai faktor, yang dapat mempengaruhi operasional bisnis.
Untuk mengatasi pengelolaan inventaris atau inventory management di bulan suci Ramadan, perusahaan perlu memakai strategi efektif. Strategi ini perlu dihubungkan dengan permintaan pelanggan menjelang Ramadan yang akan tiba.
Alasan Penyebab Akumulasi Excess Inventory
Ada alasan beragam yang membuat overstocking dilakukan, terutama menjelang bulan Ramadan. Alasan yang paling utama adalah karena permintaan produk spesifik yang meningkat di periode tersebut.
Seperti yang diketahui, dalam excess inventory management, ada yang dinamakan dengan seasonal inventory. Jenis stok ini mencakup produk yang lebih laku dijual, saat adanya suatu musim atau hari raya seperti Ramadan.
Permasalahannya, perusahaan memiliki ekspektasi berlebih terhadap tingkat permintaan produk yang cenderung laku di hari raya. Sebagian perusahaan kerap bersiap diri dengan melakukan pembelian yang berlebihan.
Selain itu, perusahaan juga gagal mengantisipasi perubahan preferensi pelanggan yang berganti dengan cepat di bulan Ramadan. Perubahan tersebut mengingat pelanggan yang akan melakukan ibadah puasa dan sahur.
Alasan kedua yang juga sering ditemui yaitu ketidakakuratan peramalan permintaan (demand forecasting). Isu ini disebabkan oleh model forecasting yang tidak memperhitungkan data pelanggan di bulan suci Ramadan.
Perkembangan inovasi teknologi dalam industri super cepat, semakin memperburuk masalah stok ini. Terutama saat produk baru akan memaksa produk lama tidak laku dalam waktu yang sangat cepat.
Alhasil, produk lama yang kalah saing akan tertimbun di gudang, akibat tidak dapat terjual. Setelah bulan suci Ramadan usai, stok tersebut akan menjadi obsolete inventory, yang akan menambah biaya perusahaan kembali.
Dampak Excess Stock pada Operasi Bisnis
Kehadiran excess stock akan dapat memberikan dampak yang buruk bagi operasional bisnis. Meskipun stok ini dapat menjadi ide bagus untuk mengatasi permintaan tinggi di bulan Ramadan, ada resiko yang harus dibayar oleh perusahaan:
- Mengunci modal kerja (working capital) yang bisa dipakai untuk operasional bisnis lain. Alhasil, tidak hanya mengganggu manajemen arus kas (cash flow), perusahaan juga dapat kehilangan potensi keuntungan yang ada di depan mata.
- Biaya penyimpanan stok yang dapat membebani perusahaan. Menyimpan stok yang berlebih akan membutuhkan ruang penyimpanan lebih, terutama produk spesifik untuk bulan suci Ramadan, dengan permintaan yang tinggi.
- Stok yang dapat mengalami degradasi atau obsolete. Terutama produk dengan waktu penyimpanan pendek seperti makanan dan bunga, yang dibutuhkan di bulan Ramadan. Alhasil, nilai produk tersebut berkurang, sehingga perusahaan akan mengalami kerugian.
- Tingkat kepuasan pelanggan (customer satisfactory) yang dapat terpengaruhi. Adanya eksistensi stok berlebih ini dapat menjadi tanda ketidakmampuan perusahaan untuk menjaga reputasi brand, serta loyalitas pelanggan.
Keempat dampak tersebut akan dapat membatasi perusahaan dalam berkembang atau melakukan ekspansi. Hal buruknya lagi, kemampuan perusahaan akan menurun, sehingga mempengaruhi penilaian investor.
Strategi Mengatasi Excess Inventory dengan Efektif
Dengan banyaknya tantangan yang akan dihadapi di bulan suci Ramadan, perusahaan perlu beradaptasi untuk mengatasinya secara efektif. Perusahan perlu mengambil strategi yang inovatif dan proaktif.
Karena itu, terdapat beberapa macam strategi yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan tersebut. Salah satunya yaitu dengan mengurangi stok yang berlebih, dengan penerapan strategi berikut:
Implementasi Sistem Monitoring dan Forecasting yang Kuat
Pemantauan secara berlanjut dengan mengunakan inventory management system dan perubahan sistem forecasting, akan dapat mencegah overstocking dalam bisnis. Overstocking bukan merupakan solusi tepat untuk mengatasi tantangan di bulan suci Ramadan.
Perusahaan perlu mengetahui setiap saat, terkait tren sales, permintaan pasar, dan faktor eksternal seperti tingkah laku konsumen. Tiga faktor ini akan mengalami perubahan cepat di bulan Ramadan yang semakin dekat.
Seperti yang dijelaskan di atas, forecasting perlu mengambil data historis mengenai penjualan di bulan Ramadan. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui stok yang akan dibeli, sesuai dengan ramalan tersebut.
Sistem peramalan ini pun juga dapat dibantu dengan monitoring secara real-time. Jadi, apabila ada perubahan yang tanpa disadari, perusahaan dengan sigap dapat langsung merubah strategi penjualan dengan cepat.
Pemberian Diskon dalam Waktu Terbatas
Jika perusahaan sudah terlanjur memiliki stok berlebih, maka likuidasi kelebihan stok sendiri dapat menjadi strategi yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan menjual secara diskon dalam waktu yang terbatas.
Strategi ini akan sangat efektif jika perusahaan ingin menjual seasonal inventory yang berlebih, terutama di bulan Ramadan. Ini merupakan periode dimana pelanggan sedang mencari penawaran dengan harga yang murah.
Dengan mengurangi harga penjualan produk, maka perusahaan akan meningkatkan permintaan produk tersebut. Alhasil, produk dapat terjual sebelum mengalami degradasi, yang dapat menurunkan kualitasnya.
Ditambah lagi, diskon dengan waktu terbatas akan memberikan sense of urgency kepada pelanggan. Ini merupakan langkah cepat untuk membuat pelanggan bertindak cepat untuk membeli produk tersebut.
Pengemasan Ulang Produk sebagai Hadiah Insentif
Bulan suci Ramadan selalu diingat sebagai bulan yang penuh dengan berbagi terhadap sesama. Hal ini dapat dimanfaatkan perusahaan untuk mengurangi excess inventory, dengan memberikan produk sebagai insentif.
Mengemas ulang produk untuk dijadikan hadiah kepada pelanggan, akan membangun loyalitas pelanggan kepada perusahaan. Untuk pelanggan baru pun, perusahaan juga akan dapat membangun hubungan dengan mudah.
Dalam waktu yang sama, produk yang berlebih di dalam ruang penyimpanan akan dapat dipindahkan ke tangan pelanggan. Biaya penyimpanan akan berkurang, sehingga perusahaan telah berhasil mengatasi stok yang berlebih.
Pemakaian Kanal Penjualan yang Lebih Beragam
Di saat teknologi yang serba digital, perusahaan juga perlu melakukan ekspansi digital yang lebih luas. Caranya yaitu dengan memanfaatkan berbagai kanal (channel), mulai dari e-commerce hingga media sosial.
Perusahaan juga dapat mengajak kerjasama dengan retailer pihak ketiga, untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Terutama untuk yang tidak terlalu aktif memakai kanal digital sebagai platform untuk membeli produk.
Penggunaan keduanya akan membantu bisnis menjangkau daerah dengan permintaan tinggi di bulan Ramadan. Ini akan dapat membantu bisnis yang berada di daerah dengan permintaan yang tidak begitu besar.
Atasi Excess Inventory Anda bersama Zaapko!
Harus diakui, jika proses selling excess stock tidak semudah di atas kertas. Perusahaan tidak selalu memiliki waktu dan biaya cukup untuk melakukan excess stock liquidation, selagi menjalankan bisnisnya.
Maka itu, perusahaan dapat mengatasi excess inventory dengan mudah, hanya dengan mengandalkan Zaapko. Sebagai brand B2B e-commerce terdepan, Zaapko akan dapat membantu likuidasi stok tersebut.
Dengan platform e-commerce, Zaapko memberikan akses bagi perusahaan untuk memuat informasi terkait stok yang ingin dijual. Zaapko juga akan mengidentifikasi pembeli yang ingin membeli stok yang dimuat ini.
Dibantu dengan teknologi cutting-edge dan layanan pelanggan, Zaapko dapat membantu menghemat tenaga dan waktu perusahaan. Sekaligus, juga meningkatkan profitabilitas atau arus kas yang terhambat dari stok tersebut.
Jangan tunggu bulan Ramadan mempersulit excess inventory management Anda, dengan adanya stok yang berlebih. Segera liquidate excess stock Anda dengan cepat dan tanpa bersusah payah, bersama Zaapko.