Jika saat ini stok barang di gudang sudah terlalu menumpuk, maka satu-satunya opsi adalah dengan menjualnya. Namun, apakah proses jual surplus inventory semudah dengan apa yang terlihat di atas kertas?
Memiliki stok yang berlimpah, alias excess inventory, memang akan dirasakan dalam berbisnis. Ada beberapa alasan yang membuat mengapa perusahaan menyimpan stok yang berlebih, salah satunya profit.
Namun alih-alih memberikan keuntungan, kehadiran stok barang berlebih ini justru membebani banyak biaya. Sebab itu, mari kenali bagaimana perusahaan umumnya menjual stok barang yang berlebih.
Mengapa Surplus Inventory Bisa Terjadi?
Surplus inventory atau excess inventory dapat disebabkan karena berbagai hal, tergantung dari strategi perusahaan itu sendiri. Apabila perusahaan terus mengalami kelebihan stok barang, maka inilah beberapa penyebab yang perlu diketahui:
- Kelalaian dalam melakukan forecasting (peramalan) permintaan. Hal ini disebabkan karena forecasting menggunakan data yang tidak akurat, tidak menggunakan software yang tepat, hingga meramal permintaan hanya berdasarkan asumsi.
- Ketidakmampuan bersaing di pasar. Meskipun penggunaan data untuk forecasting sudah tepat, namun kompetitor di pasar yang sama mengambil semua potensi pembeli. Alhasil, perusahaan yang tidak dapat bersaing tidak dapat menjual semua stok barangnya.
- Membeli stok barang secara berlebih, sehingga menjadi overstock. Ini membuat stok berada di atas batas safety stock yang wajar. Overstock disebabkan perusahaan yang membeli secara bulk, berharap mendapat keuntungan lebih.
- Masalah pada supply chain (rantai pasokan). Ini membuat replenishment cycle menjadi terganggu, dan efeknya akan berimbas ke hal lain. Mulai dari lead time, operasional, hingga inventory turnover ratio (rasio perputaran aset).
Selain dikarenakan perusahaan, surplus inventory juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Contohnya seperti perubahan tren pasar (market shifting), atau barang yang tidak lagi laku di pasar.
Pentingnya Mengelola Stok Berlebih
Pengelolaan surplus inventory (surplus inventory management) merupakan hal krusial untuk menjalankan bisnis yang sukses. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi, akan mampu mengelola stok yang berlebih.
Alasan mengapa stok berlebih perlu dikelola dan tidak dibiarkan menumpuk lama, adalah agar dapat menghindari dampak buruk yang diakibatkan. Salah satu dampak utama yang dirasakan adalah pembengkakan biaya.
Seperti yang diketahui, untuk menyimpan stok saja, perusahaan sudah mengeluarkan biaya sewa gudang, penyimpanan, hingga biaya pemeliharaan. Semua akumulasi biaya tersebut tentunya tidak murah.
Selain itu, gudang yang dipenuhi stok tersebut seharusnya juga dapat dipakai untuk menyimpan barang lain yang dapat dijual. Ini dinamakan dengan opportunity cost, yang juga akan menjadi dampak dari surplus inventory.
Karena itu, penting bagi perusahaan untuk menyiasati masalah stok barang yang terlalu banyak di gudang. Caranya adalah dengan menerapkan strategi jual surplus inventory yang efektif, untuk segera mengurangi stok.
4 Cara Menjual Surplus Inventory
Dengan pentingnya persediaan stok berlebih dijual, maka tidak heran begitu banyak yang merekomendasikan surplus inventory untuk di jual. Ingin tahu bagaimana caranya? Beginilah empat cara menjual barang stok lama:
1. Berikan Tawaran Diskon
Diskon dapat menjadi kunci utama dalam proses jual surplus inventory bagi perusahaan. Namun di pasar yang kompetitif, perusahaan perlu pandai dalam menentukan penawaran diskon yang strategis. Contohnya seperti:
- Bulk discount. Stok barang dapat dijual dalam jumlah yang besar, dengan harga diskon spesial. Misalnya seperti diskon 20% untuk membeli 10 item.
- Limited discount. Diskon yang terbatas dapat memberikan rasa terburu-buru bagi pembeli, untuk segera melakukan pembelian stok barang tersebut.
- Loyalty discount. Perusahaan dapat memberi penawaran diskon terhadap stok barang tersebut kepada pelanggan loyal, dengan kuantitas tertentu.
- Seasonal discount. Stok barang dapat dijual murah khusus di hari libur tertentu. Cocok untuk persediaan surplus yang bersifat musiman (seasonal).
- Buy one, got one (BOGO). Metode ini dapat diartikan sebagai pembelian dua item namun dengan harga satu item, sehingga juga termasuk diskon.
Perlu diingat, pastikan untuk menentukan nominal diskon yang sesuai dengan barang stok yang dijual. Diskon yang terlalu banting akan dapat mengurangi profit margin perusahaan, dan value barang itu sendiri.
2. Strategi Bundle Item
Selain diskon, bundling dapat menjadi strategi penjualan stok barang yang tidak kalah efektifnya. Dengan menggabungkan stok barang dengan produk lain, ini akan menumbuhkan minat pembeli terhadap stok tersebut.
Meski begitu, ada hal yang perlu diperhatikan dari strategi bundling. Pertama, ketahui value dari stok barang yang dijual. Pastikan value kedua produk yang digabung tidak terlalu berbeda agar dapat di-bundle.
Lalu, pastikan produk bundle tetap simpel dan to the point. Pemilihan produk bundle yang kompleks akan membuat pembeli menjadi bingung, sehingga memilih untuk membeli produk lain secara terpisah.
Untuk membantu penjualan, perusahaan juga dapat memberlakukan flash sales dari stok barang yang di-bundle. Dengan begitu, minat pembeli terhadap bundle tersebut akan semakin tinggi.
3. Manfaatkan Sosial Media
Kemudahan era modern, membuat promosi menjadi lebih hemat biaya. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sosial media, sebagai salah satu metode jual surplus inventory dengan mudah.
Saat ini, terdapat sosial media populer seperti Instagram atau X yang dapat dijadikan tempat promosi. Perusahaan dapat mempromosikan Flash Sales melalui sosial media tersebut, untuk mendapatkan engagement.
Perlu diketahui, jika setiap sosial media pun juga memiliki demografi pengguna aktif yang berbeda-beda. Jadi, apabila ingin menjual stok barang jenis tertentu, maka tentukan dulu target demografi pembeli yang akan diraih.
Sosial media seperti Instagram juga memiliki influencer yang dapat diajak kerjasama, untuk menjual stok barang tersebut. Ini membuktikan bahwa sosial media dapat memberikan sarana fleksibel untuk promosi.
4. Bekerjasama dengan Likuidator
Jika tidak dapat menjualnya sendiri, maka perusahaan dapat memanfaatkan pihak ketiga, seperti likuidator. Likuidator merupakan perusahaan yang dapat melakukan likuidasi aset, umumnya dari perusahaan yang mengalami bangkrut.
Namun dalam kasus ini, likuidator juga dapat berfungsi untuk melikuidasi stok barang yang berlebih, mengingat stok juga termasuk aset. Jadi, bagaimana caranya likuidator ini membantu proses penjualan stok barang?
Likuidator dapat membantu mencari pembeli yang tepat untuk membeli stok barang yang dijual perusahaan. Jadi, perusahaan dapat fokus dengan kegiatan operasional lainnya, selagi likuidator mengidentifikasi pembeli.
Namun, sebelum memilih untuk bekerjasama dengan likuidator, ada baiknya perusahaan untuk melakukan riset terlebih dahulu. Hal ini agar perusahaan tetap aman dari yang namanya penipuan, mengingat potensi kerugian yang dapat dialami.
Jual Surplus Inventory Anda dengan Zaapko
Penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa menjual persediaan yang berlebih, bisa dikatakan gampang-gampang susah. Namun, ada solusi alternatif yang jauh lebih mudah bagi perusahaan, yaitu Zaapko.
Zaapko merupakan leading brand B2B (business-to-business) e-commerce, spesialisasi menjual surplus atau used inventory. Melalui situs e-commerce Zaapko, stok barang akan mudah dijangkau oleh pembeli manapun.
Tidak hanya itu, Zaapko juga membantu pembeli dengan memberikan pembayaran alternatif. Dengan begitu, stok barang yang dipublikasikan oleh perusahaan akan dapat terjual lebih cepat.
Maka itu, daripada pusing akibat persediaan berlebih, segera jual surplus inventory bersama Zaapko. Karena dengan Zaapko, segala urusan stok berlebih akan dapat teratasi tanpa perlu proses yang merepotkan.