Evolusi logistik yang terus meningkat, mendorong perusahaan logistik untuk selalu berada di garis terdepan. Salah satunya yaitu dengan mengetahui logistics trends (tren logistik), dan seperti apa manfaatnya dalam dunia perindustrian.
Sejak pandemi COVID-19 berakhir, logistik industri global terus mengalami pemulihan. Berdasarkan data Statista, industri logistik global memulih dengan cakupan pasar sekitar 10.41 trilliun USD, pada tahun 2022.
Pemulihan ini pun semakin meningkat, dengan perkiraan cakupan pasar sebesar 14.08 triliun USD di tahun 2028. Karena itu, masuk akal jika perusahaan perlu mengembangkan sektor logistik dengan teknologi baru.
Pentingnya Mengikuti Perkembangan Tren Logistik dalam Bisnis
Logistik merupakan sektor yang penuh dengan kompetisi di antara banyak perusahaan. Akan selalu ada dorongan bagi perusahaan, untuk melihat perkembangan teknologi yang mendukung keberlanjutan logistik.
Selain itu, logistik juga selalu menjadi sektor yang menantang, dengan pendanaan yang tidak main-main. Sebagai referensi, KOMPAS mengabarkan bahwa logistik pemilu 2024 tahap I saja membutuhkan dana hingga mencapai Rp302,14 miliar.
Kembali lagi ke dunia bisnis, logistik trend juga penting diikuti, karena tren ini mempresentasikan inovasi di industri logistik. Perusahaan akan dapat meningkatkan efisiensi, keberlanjutan, dan resiliensi dari rantai pasokan (supply chain) yang dimiliki.
Dengan mengikuti logistics trends, perusahaan dapat mengetahui teknologi terkini yang dapat mengoptimalkan operasi logistik. Hal ini akan memberikan perusahaan keunggulan di kompetisi antar bisnis.
4 Tren Logistik 2024: Pebisnis Harus Tahu!
Sektor logistik di Indonesia akan diekspektasikan untuk tetap mendapatkan perubahan dan perkembangan di tahun 2024. Pebisnis akan perlu mengetahui tren logistik 2024, dan bagaimana tren-tren ini memberikan improvisasi lebih.
1. Pemanfaatan Kecerdasan Buatan Generatif
Generative AI atau kecerdasan buatan generatif, dipercaya akan membentuk ulang lanskap teknologi dalam sektor logistik. Teknologi ini akan mengubah bagaimana perusahaan mengelola logistik dan supply chain.
Riset global mengabarkan, bahwa nilai market generative AI di tahun 2023 telah mencapai 412 juta USD. Nilai ini pun kembali meningkat di tahun 2032, dimana potensi nilai market generative AI akan mencapai 13.948 juta USD.
Benua Amerika Utara dianggap menjadi pemain utama dalam perkembangan generative AI dalam operasi logistik. Saat ini, Amerika Utara merupakan pemegang saham terbesar dengan nominal mencapai 43%.
Dengan nilai market yang besar, maka tidak heran seluruh perusahaan mulai mengincar logistik trend yang satu ini. Lalu, apa saja sektor yang dapat ditingkatkan, dengan mengandalkan kecerdasan buatan generatif tersebut?
- Manajemen inventaris. Generative AI dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan aktivitas secara otomatis, serta mengoptimalkan pemakaian inventaris. Hal ini dapat memangkas biaya dan tenaga kerja yang umumnya dipakai untuk hal tersebut.
- Rantai pasokan atau supply chain. Dengan aplikasi control tower, generative AI mampu mencegah resiko rantai pasokan. Resiko lain seperti masalah kontrak dengan pihak supplier, juga dapat disiasati dengan teknologi ini.
- Customer service. Generative AI memberikan layanan 24/7 kepada pelanggan, dengan fitur asisten virtual. Staf logistik akan mampu berkomunikasi dengan efisien menggunakan fitur ini.
- Analisa data. Generative AI dapat menganalisa data mengenai sumber daya di berbagai lokasi secara real-time. Perusahaan dapat menggunakan ini untuk mengalokasi sumber daya secara efektif dan cepat.
2. Pengurangan Emisi Karbon
Emisi karbon juga menjadi prioritas utama dalam bisnis logistik di tahun 2024. Berbagai perusahaan mulai beralih ke teknologi dan logistik hijau, untuk meminimalkan perubahan iklim yang memuncak di tahun 2040.
Tidak hanya perusahaan, masyarakat juga mulai beralih ke produk yang lebih ramah lingkungan. Berdasarkan data dari YouGov Profiles, sekitar 74% dari populasi Indonesia memilih brand yang lebih ramah lingkungan.
Selebihnya, data sama juga menunjukkan bahwa 82% masyarakat di atas 55 tahun memilih untuk menjadi pembeli produk ramah lingkungan. Sekitar 4 dari 5 orang dari demografis tersebut.
Jadi, bagaimana perusahaan menyikapi logistik trend yang satu ini? Ada beberapa cara perusahaan logistik dapat mengurangi emisi karbon, yaitu:
- Mengoptimalkan jasa transportasi/pengiriman dengan memakai kendaraan ringan emisi berbahan dasar elektrik.
- Menggunakan material daur ulang untuk memproses produk, serta mengoptimalkan paket untuk menghemat material.
- Beralih ke renewable energy untuk mengurangi jejak karbon, seperti mesin bertenaga matahari, angin, atau air.
- Memanfaatkan softwareuntuk memantau dan menganalisis tingkatan emisi karbon yang dihasilkan di sektor logistik.
3. Peralihan ke Logistik Tanpa Aset (Asset-Light Logistics)
Apa itu logistik tanpa aset? Logistik trend ini mengacu kepada sistem logistik yang mengandalkan pihak ketiga. Sementara itu, perusahaan tidak memiliki sektor logistik pribadi dalam menjalankan bisnisnya.
Dikutip dari 3PLCentral, 90% dari 500 perusahaan terbesar di Amerika Serikat menggunakan logistik pihak ketiga (3PL). Ini merupakan peningkatan signifikan dari satu dekade lalu, yang hanya 43% saja.
Dengan logistik tanpa aset, perusahaan akan mampu menghadapi tantangan dari pasar modern yang fluktuatif. Beberapa manfaat umum dari mengandalkan logistik pihak ketiga atau 3PL seperti:
- Mengurangi biaya secara keseluruhan, dari perbaikan kendaraan logistik, bensin yang diperlukan, dan tenaga kerja.
- Melewati permasalahan absen pengiriman di hari libur, dimana waktu tersebut merupakan momen penting bagi retailer.
- Meningkatkan efisiensi perusahaan, karena segala urusan logistik sudah ditangani oleh pihak ketiga.
4. Penggunaan Teknologi Berbasis Awan Sebagai Solusi
Berbagai macam industri beralih ke cloud computing atau teknologi berbasis awan sebagai solusi. Hal tersebut dikarenakan teknologi ini dianggap hemat biaya, skalabilitas tinggi, dan aman untuk dioperasikan.
Menurut Mordor Intelligence, pasar manajemen rantai pasokan berbasis awan akan mencapai growth rate sebesar 11.09%, di periode 2022-2027. Peningkatan ini membuktikan bahwa logistik trend ini juga dikembangkan.
Jadi, apa yang bisa ditawarkan dari cloud-based solutions ini untuk menangani bisnis logistik? Ada beberapa aspek yang dapat ditingkatkan dengan teknologi ini:
- Biaya operasional. Perusahaan dapat mengandalkan Software-as-a-Service (SaaS), untuk mendukung proses logistik dengan harga rendah. Ini akan memangkas kebutuhan perangkat keras untuk menyimpan data logistik.
- Akses informasi. Data berbasis awan akan mudah diakses secara real-time di mana saja. Perusahaan dapat mengetahui adanya fluktuasi harga secara real-time, dan dapat memberikan respon cepat.
- Efisiensi pengiriman. Cloud computing dapat menjalankan operasi dan proses secara otomatis. Operasi juga dilakukan lebih cepat dengan minimal human error, tanpa perlu pengawasan yang ketat.
Punya Banyak Surplus Inventory? Atasi Bersama Zaapko!
Seperti halnya empat logistics trend yang dibahas di atas, stok juga menjadi bagian dari logistik yang perlu diperhatikan. Seringkali, perusahaan memiliki stok yang berlebih (surpuls inventory) akibat faktor internal maupun eksternal.
Untungnya, masalah logistik ini dapat diatasi dengan mengandalkan pihak ketiga seperti Zaapko. Sebagai brand B2B e-commerce terdepan, Zaapko dapat mengatasi stok berlebih alias surplus inventory dengan mudah.
Melalui platform Zaapko yang dibekali teknologi cutting-edge, perusahaan akan dapat terhubung dengan pembeli stok dengan segera. Zaapko juga akan mengidentifikasi pembeli, sehingga proses likuidasi terjamin aman.
Membicarakan logistik, Zaapko juga memiliki layanan penataan logistik untuk segala jenis pesanan. Ditambah dengan online support 24/7, untuk memastikan pengalaman berbelanja menjadi seamless tanpa kendala.
Maka itu, serahkan urusan surplus inventory Anda bersama Zaapko. Jangan lupa untuk mempertimbangkan empat logistik trend di atas, untuk keberlanjutan dan efisiensi perusahaan yang Anda miliki.