Akhir-akhir ini beredar kabar bahwa persediaan beras menjadi langka, sehingga membuat harganya kian meningkat. Setelah diusut, memang ada beberapa alasan yang menjadi penyebab beras langka di toko-toko.
Hal ini tentu dapat berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat. Mengingat hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2022, terdapat sekitar 98.35% rumah tangga Indonesia mengkonsumsi beras.
Ditambah lagi, Indonesia akan segera dilanda El Nino, yang juga akan mempengaruhi produksi beras lokal. Maka dari itu, ketahui lebih lanjut di balik masalah terhadap kekurangan beras, pada pembahasan kali ini.
Penyebab Beras Langka dan Harga Naik di Retail
Kenaikan produk di ritel termasuk beras, khusunya beras premium, tentu disebabkan oleh berbagai faktor yang terkait. Menurut beberapa pihak, inilah beberapa alasan mengapa beras langka, serta dibarengi dengan hal pemicu kenaikan harganya:
Fluktuasi Harga Pangan Dunia
Salah satu penyebab yang tidak dapat dipungkiri yaitu adanya perubahan terhadap fluktuasi harga pangan. Seperti yang diketahui, fluktuasi merupakan perubahan turun-naiknya harga mengikuti mekanisme pasar.
Menanggapi hal ini, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa harga beras di tahun 2024 mengalami peningkatan hampir di banyak negara, salah satunya India. Beliau mengklaim gejolak harga beras ini merupakan dampak dinamika pasar.
Fluktuasi harga bahan pangan termasuk beras, memang menjadi masalah rutin setiap tahun. Lantas, apa biasanya yang membuat harga beras dapat menjadi fluktuatif? Beberapa hal di antaranya yaitu sebagai berikut:
- Kondisi cuaca yang tidak menentu. Hal ini mengingat bahwa padi merupakan salah satu tanaman yang tidak mudah untuk ditanam, dan masa panennya relatif panjang. Persediaan beras dibutuhkan selama menunggu masa panen.
- Lonjakan harga gabah. Peningkatan harga Gabah Kering Panen (GKP) yang melebihi Harga Pembelian Pemerintah (HPP), dapat memicu kenaikan harga beras.
- Permintaan dan penawaran global. Menurut Bank Dunia, hanya 5% produksi beras global dipasarkan secara internasional. Ini membuat harga beras rentan dari mengalami fluktuasi.
Produksi dan Persediaan Menurun
Kemampuan produksi dan stok beras yang dimiliki negara, juga dapat menjadi sumber penyebab dari isu tersebut. Hal ini diungkap oleh Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi, terkait kelangkaan beras di toko ritel.
Beliau mengatakan bahwa menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras memang menurun, sehingga supply dan demand-nya tidak seimbang. Dengan kata lain, permintaan terkait beras tidak mencapai persediaan yang diperlukan.
Selain itu, Bayu juga mengatakan jika sejak tahun 2023, produksi beras Indonesia mengalami penurunan. Penurunan tersebut merupakan dampak dari kemarau ekstrim, yang disebabkan oleh kondisi El Nino.
Faktor lain yang membuat persediaan beras di retail semakin sedikit, yaitu ketidakmampuan pemilik retail untuk membeli beras. Hal ini dikarenakan harga beras yang semakin meningkat, melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).
Menurut Badan Pangan Nasional (Bapanas), HET beras yaitu Rp10.900-11.800/kg untuk standar, dan Rp13.900-14.800/kg untuk premium. Hal ini membuat pemilik retail mengurangi persediaan beras, untuk dapat meminimalkan rugi.
Proses Distribusi yang Terhambat
Proses distribusi beras di Indonesia memiliki mata rantai yang cukup kompleks. Mulai dari petani yang menjual beras ke pengepul, lalu ke distributor, lalu ke agen beras, hingga sampai ke toko retail untuk dijual.
Setiap distribusi ini perlu dicek kembali, apakah pengiriman dari satu pihak ke pihak lainnya tetap berjalan dengan lancar. Apabila distribusi terganggu dari awal saja, maka dampaknya akan merata hingga ke penerima terakhir.
Distribusi beras yang terganggu, dapat menjadi alasan yang membuat beras langka di toko dan retail. Hal ini pun dibicarakan oleh Presiden RI ke-7 Joko Widodo, saat ditanyai mengenai ketersediaan beras yang langka.
Menurutnya, permasalahan kelangkaan beras di pasar disebabkan oleh adanya gangguan distribusi. Beliau meyakini bahwa alam banjir dapat mengganggu distribusi beras, seperti yang dialami di Demak dan Grobogan akibat banjir.
Jika disimpulkan, banjir besar dapat mengganggu proses distribusi secara jalur darat. Ditambah lagi, beras yang akan didistribusikan dari kota ke kota tidak dalam jumlah yang sedikit, terutama untuk stok yang kosong.
Beras Bulog Kurang Diminati
Hampir seluruh masyarakat yang mengonsumsi beras, mengenal dengan yang namanya beras Bulog. Beras Bulog ini merupakan beras yang dipasarkan untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga pangan.
Kendati bermanfaat, justru beras Bulog mendapat respons yang kurang baik dari pedagang maupun masyarakat. Alasannya karena beras Bulog memiliki kualitas yang dinilai kurang baik, dibandingkan beras yang standar.
Menurut Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, pedagang enggan menjual beras Perum Bulog. Jika diusut, alasan utamanya karena keuntungan yang didapatkan dari penjualan beras Bulog cenderung lebih sedikit.
Sebagai informasi, harga beras bulog tipe SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan) dibanderol seharga yang jauh lebih murah dari HET, yaitu Rp10.900/kg. Jauh lebih murah dari harga beras standar maupun premium.
Meski begitu, beras Bulog umumnya tetap dapat ditemukan di retail seperti Indomaret maupun Alfamart. Hanya saja, belakangan ini retail-retail tersebut juga mengalami masalah stok persediaan beras Bulog yang langka.
Atasi Kelangkaan Beras dengan Zaapko
Dengan pentingnya beras sebagai bahan pangan, beras langka tentu merupakan masalah besar yang harus diatasi segera. Salah satu solusi yang dapat digunakan secara individual adalah dengan mengandalkan Zaapko.
Zaapko merupakan leading brand B2B (business-to-business) e-commerce, yang berpusat pada likuidasi surplus dan inventaris perusahaan. Zaapko dapat menghubungkan pembeli ke penjual bahan pangan, termasuk beras.
Selain itu, Zaapko juga dilengkapi inovasi dan teknologi cutting-edge seperti machine learning dan AI. Pembeli maupun retailer akan dapat memiliki pengalaman seamless yang di platform e-commerce yang telah disediakan.
Bagaimana Zaapko dapat Mengatasi Kelangkaan Beras?
Sebagai e-commerce, Zaapko dapat menyediakan supplier beras dengan kualitas yang sudah dicek kembali. Namun, tidak hanya itu saja. Untuk memastikan seluruh permintaan akan beras terpenuhi, Zaapko juga:
Menyediakan Platform Distribusi Beras dengan Jumlah yang Lebih Besar
Di saat stok beras Indonesia yang berkurang, membuat kebutuhan beras dalam jumlah yang besar semakin tinggi. Permasalahannya, saat ini sangat sulit untuk mencari persediaan beras dalam jumlah yang lebih besar.
Dengan platform Zaapko, pembeli dapat menemukan supplier beras, yang menyediakan kuantitas lebih besar. Selain itu, Zaapko juga memberikan informasi lengkap terkait beras, mulai dari kuantitas yang tersedia, serta expiry date yang diberlakukan.
Perlu diingat, jika meskipun pemesanan beras yang diinginkan besar, Zaapko tetap melayani logistik untuk setiap pembelian. Pesanan akan tiba dalam kondisi dan kualitas terbaik, untuk dapat memuaskan pelanggan.
Memastikan Harga Beras yang Wajar dan Dapat Diterima
Selain beras yang langka, harga juga menjadi tantangan tersendiri bagi yang ingin membeli beras. Untungnya, Zaapko tetap menawarkan harga beras yang kompetitif, mengingat adanya MOQ (minimum order quantity).
Adanya MOQ akan memastikan bahwa supplier beras tetap akan mendapatkan keuntungan dari menjual beras. Sementara itu, pembeli tetap akan mendapatkan harga yang lebih murah dibandingkan di tempat lain.
Dengan Zaapko, permasalahan beras langka dan harga yang mahal, masih dapat ditangani dengan mudah dan cepat. Segeralah atasi kekurangan persediaan beras Anda dengan membeli melalui platform Zaapko.