Dibandingkan tahun sebelumnya, pertumbuhan bisnis ritel diproyeksikan naik sekitar 20% di tahun 2024 ini. Kabar bisnis retail naik ini tentu memberikan pertanda, bahwa ada kesempatan emas bagi pengusaha ritel atau retailer.
Akan tetapi, proyeksi ini akan tercapai apabila pemerintah mampu menjaga situasi kondusif, mengenai iklim usaha di tengah Pemilu 2024. Selain itu, adanya perubahan kebijakan juga dapat berdampak bagi bisnis ritel.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah. Selama dua hal tersebut terjaga, maka bisnis ritel di Indonesia akan meningkat.
Penyebab Kenaikan Bisnis Retail Pasca Pemilu
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan bisnis retail naik setelah pemilu diselenggarakan. Hal pertama dimulai dari peningkatan antusias pelaku bisnis, yang memberikan respon positif dari adanya pemilu.
Reaksi positif ini ditimbulkan karena adanya peningkatan transaksi di pasar saham. Peningkatan harga saham di Bursa Efek Indonesia dikarenakan oleh adanya aksi pembelian yang dilakukan oleh berbagai investor asing.
Dilansir dari Kontan, transaksi bursa naik 50 persen pasca hitung cepat Pemilu 2024. Posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tanggal 15 Februari juga mengalami pertumbuhan sebesar 0,24 persen.
Selain itu, pelaku bisnis juga berharap bahwa calon presiden terpilih merupakan orang yang paham ekonomi. Mereka berharap bahwa yang menang akan memberikan kebijakan yang mendukung ekonomi dan bisnis.
Dengan kebijakan yang mendukung perekonomian negara, maka industri ritel di Indonesia juga dapat berkembang lebih baik. Pelaku bisnis akan dapat bertumbuh lebih cepat dengan ekspansi dan inovasi.
Meski begitu, pelaku bisnis terutama ritel tetap perlu berhati-hati, saat mempertimbangkan langkah selanjutnya. Karena saat ini, masa pasca Pemilu 2024 baru berjalan sekitar dua minggu yang lalu.
Potensi Sektor Bisnis yang Paling Banyak Terpengaruh
Lantas, jika betul bisnis retail naik sampai 20%, maka apa sektor bisnis yang akan terpengaruh dari tren ini? Budihardjo Iduansjah mengungkap bahwa bisnis ritel berupa wahana permainan anak-anak akan meningkat.
Hal tersebut dikaitkan dengan adanya kebijakan pemerintah yang menurunkan pajak hiburan. Kebijakan ini diatur dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2022, mengenai Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).
Selain wahana anak-anak, ada juga sektor hiburan seperti bioskop, acara musik, dan jenis hiburan yang serupa. Kini, bisnis retail hiburan tersebut hanya memiliki pajak maksimal 10%, menurun dari sebelumnya yaitu 35%.
Kembali lagi, peningkatan sektor ini dapat terjadi jika pemerintah tetap menjaga iklim usaha pasca pemilu tetap kondusif, di tahun ini. Belum lagi, kebijakan yang diberlakukan juga tidak berdampak negatif kepada bisnis.
Strategi Bisnis untuk Mengoptimalkan Kenaikan 20%
Dengan mengetahui adanya peningkatan bisnis ritel hingga 20%, perusahaan tentunya tidak akan tinggal diam. Salah satu hal yang akan dilakukan adalah dengan mengoptimalkan bisnis retail.
Untuk menanggapi tren positif ini, perusahaan dapat menerapkan strategi bisnis yang dapat memberikan keuntungan. Berikut beberapa strategi yang perlu diimplementasikan dalam perusahaan untuk berkembang:
Adaptasi dan Improvisasi
Perusahaan selalu perlu untuk tetap berada di garis depan, mengikuti tren ritel yang dapat menguntungkan. Seperti pada pasca pemilu ini, dimana perusahaan dapat beradaptasi dan berubah di saat yang diperlukan.
Untuk itu, perusahaan perlu mengevaluasi performa dan dampak yang timbul dari strategi sebelumnya. Dengan data historis ini, perusahaan akan dapat menilai strategi terbaik untuk menghadapi tren pasca pemilu.
Untuk improvisasi, perusahaan dapat mencari kesempatan untuk belajar mengenai tren, skill, dan informasi terbaru mengenai bisnis retail. Mulai dari kapan waktu tepat untuk memulai investasi, atau menyusun strategi baru.
Tetap berada di garis depan, artinya perusahaan juga perlu belajar untuk mengambil resiko. Perusahaan dapat mencoba bereksperimen dengan produk, layanan, atau sistem, dan tes mana yang terbukti efektif.
Mengambil resiko juga bukan berarti tanpa ada pertimbangan. Perusahaan juga dapat mengumpulkan saran atau pendapat kepada pelanggan, atau yang ahli di bidang ritel. Hal ini juga dapat meningkatan relasi di bisnis ritel.
Analisa Kompetitor Bisnis Retail
Mengetahui bisnis retail naik hingga 20%, maka banyak perusahaan yang berbondong-bondong mengejar tren. Ini merupakan momen yang tepat untuk menganalisis kompetitor bisnis yang selama ini kuat di bisnis retail.
Untuk itu, perusahaan dapat menerapkan beberapa metode untuk melakukan riset terhadap kompetitor, dan apa strategi mereka. Dengan ini, perusahaan dapat mengoptimalkan kenaikan bisnis di saat pasca pemilu:
- Kenali kelebihan dan kekurangan perusahaan sendiri. Ini akan membuat perusahaan mengetahui posisi perusahaan saat ini di pasar retail. Apakah di bawah, atau di atas kompetisi.
- Analisa kompetitor sesuai pasar yang dimiliki. Perusahaan perlu mengetahui pasar yang saat ini sedang dijadikan target. Lalu, temukan dan bandingkan dengan performa kompetitor di pasar yang sama.
- Analisa strategi yang dilakukan kompetitor. Jika mereka melakukan hal baru, bukan berarti perusahaan perlu mengikutinya. Sesuaikan dahulu dengan kebutuhan pelanggan, dan apa yang mereka inginkan.
Tawarkan Promosi yang Menarik
Promosi merupakan strategi jitu untuk menghadapi tren pasca pemilu, terutama dalam bisnis retail. Seringkali perusahaan menggunakan promosi yang berkaitan dengan pemilu, untuk meningkatkan atensi masyarakat.
Maka itu, perusahaan perlu memanfaatkan tren ini dengan memberikan promosi menarik untuk mengoptimalkan indeks penjualan. Meski begitu, jangan sampai promosi yang dilakukan terlalu berlebihan.
Dalam bisnis retail, perusahaan perlu mempertimbangkan mana yang dapat diberi diskon, dan mana yang tidak. Jangan sampai pertumbuhan bisnis retail sebesar 20% ini, malah menurunkan keuntungan bisnis.
Manfaatkan Teknologi Terkini
Strategi terakhir yang dapat perusahaan implementasikan untuk mengikuti pertumbuhan ritel naik, yaitu dengan memanfaatkan teknologi. Di zaman bisnis ritel modern, teknologi akan meningkatkan efisiensi bisnis.
Tidak hanya itu, perusahaan juga akan dapat menyederhanakan proses penjualan ritel, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Lalu, apa saja teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan ritel?
- Customer relationship management (CRM). Software ini akan dapat melakukan peramalan permintaan, manajemen data, dan analisa pelanggan, dalam satu tempat.
- Automation (otomasi). Teknologi ini akan membantu berbagai aktivitas retail menjadi otomatis. Mulai dari manajemen rantai pasokan, logistik, hingga otomasi self-checkout.
- Aplikasi mobile. Saat ini, terdapat banyak aplikasi untuk mempermudah manajemen dalam bisnis retail. Kehadiran mobile yang portabel, membuat bisnis menjadi lebih fleksibel.
Serahkan Zaapko untuk Membantu Menangani Surplus Inventory Anda!
Proyeksi bisnis retail naik, tentu akan membangkitkan semangat perusahaan untuk membeli stok sebagai persiapan. Namun, pembelian ini kemungkinan dapat menimbulkan stok berlebih, atau yang dinamakan surplus inventory.
Jika perusahaan tahu resiko surplus inventory, maka sekarang waktunya untuk menangani stok tersebut. Untuk itu, serahkan urusan surplus inventory bersama Zaapko, brand B2B e-commerce terdepan dan terbaik.
Bagaimana Zaapko dapat menangani surplus inventory? Ini dapat dilakukan berkat platform e-commerce yang sudah dibekali teknologi cutting-edge. Penjual akan dapat memuat informasi stok yang ingin dijual dengan mudah.
Apabila ada pembeli yang berminat, Zaapko akan membantu mengidentifikasi daya beli pembeli tersebut. Setelah itu, penjual akan dapat terhubung dengan pembeli untuk menjual stok, dan mendapatkan uang.
Sebab itu, Anda tidak perlu khawatir dengan stok Anda yang menumpuk. Dengan Zaapko, urusan surplus inventory akan teratasi, sehingga Anda dapat berfokus menghadapi tren bisnis retail naik, di masa pasca Pemilu 2024.